18 Des 2009

Labil

Bukan aku yang labil loh maksudnya,,
Well, memang sih, beberapa waktu yang lalu aku ngerasain perasaan labil ini. Tapi pastinya setiap orang pernah ngerasain perasaan labil, g tenang, g seimbang, terombang-ambing dengan masalah dan pikiran sendiri, seperti nggak ada pegangan.

Sekarang, aku nggak bermaksud untuk membahas apa yang bikin labil aku kemarin. Yang sudah lewat, biarlah lewat. G usah diungkit-ungkit lagi karena terkadang rasanya menyakitkan. Aku cuma mau ngasih saran (tanpa bermaksud menggurui) buat teman-temanku yang AKU TAHU BANGET sekarang ini banyak yang lagi labil.

Perasaan labil itu awal mulanya berasal dari masalah yang sedang menimpa kita, dan kemudian membuat kita merasa tertekan. Awalnya mungkin kita bisa curhat dengan teman kita. Curhat ini dan itu. Tapi bagaiman pun juga, akhirnya kita akan menyadari... yang mengalami semua ini itu KITA, bukan teman kita. Walaupun mungkin mereka memang mendengar keluh kesah kita, memberi nasihat, namun pada akhirnya yang harus bangkit, berjuang, dan menghadapi semuanya adalah KITA.

Saat itulah kita merasa sendiri. Berusaha membangkitkan diri sendiri. Kita akan mulai banyak merenung, bukan tentang masalah yang sedang kita hadapi saja, tapi juga tentang hidup kita. Apa yang sudah kita lakukan, kesalahan yang pernah kita perbuat, jasa-jasa orang tua kita, pacar, prestasi akademis, dan sebagainya. Ada beberapa orang yang dengan merenung akan mendapatkan pencerahan dalam dirinya sendiri. NAmun ada juga yang semakin merenung, semakin pusing.

Menurutku, untuk keluar dari semua pikiran yang semakin memusingkan kita. Kita haruas melupakan semua hal tersebut. Sulit memang, padahal semua itu ada di sekeliling kita. Namun berusahalah. Pada saat itu kita akan menyadari, terkadang sikap CUEK itu bisa berdampak baik dan memiliki manfaat.

Itulah yang saya lakukan pada beberapa waktu yang lalu. Cuek, lupakan semua masalah yang ada. Sulit memang. Tapi mulailah dengan sugesti, bahwa hidup kita aman , damai, tentram, dan sebagainya. Selama beberapa waktu kita akan merasa tenang kembali dengan sugesti tersebut. Ketika kita sudah tenang, kembalilah melihat masalah tersebut dengan perlahan-lahan. Insya Allah kita bisa melihat masalah tersebut dengan sudut pandang yang baru, yang berbeda. Saat itulah kita sadar, ternyata masalah yang membelit kita, g serumit yang kita kira. Kita sadar masalah kita hanyalah berupa sebutir pasir dari hamparan pasir yang luas.
Kini, ketika kita suda bisa dengan tenang menerima masalah atau kondisi tersebut dengan rela dan ikhlas, Insya Allah kita bisa mendapatkan jalan keluarnya.

aminnnnnnnnnnnnn.............


1 apz kata kamu(komentar):

Anonim mengatakan...

cool! 100% agree...

Posting Komentar

 

2day . . . Design by Insight © 2009